DISKRIMINASI
Penyebab diskriminasi adalah prasangka berdasarkan identitas, dan kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu.
Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, kebencian bahkan dehumanisasi pada orang
lain karena memiliki identitas yang berbeda.
Setiap suku memiliki budaya yang berbeda, bahasa, dialek, hingga kebiasaan hidup yang berbeda satu sama
lain. Semua perbedaan itu biasanya terjadi karena letak geografis dan juga
budaya dari daerah tersebut.
Terlahir dan menjalani hidup di Indonesia yang terdiri dari
begitu banyak suku, budaya, bahasa, dan penampilan, membuat kita sebagai
masyarakat Indonesia saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut.
Dengan begitu, persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terjaga dan rukun.
Selain itu, membuat kita sadar bahwa Tuhan menciptakan
manusia berbeda bukan untuk saling bermusuhan, melainkan untuk belajar mengenai keesaan Tuhan. Dengan begitu, kita
jadi belajar bagaimana caranya menghargai perbedaan itu sendiri, untuk belajar
mengerti bahwa tidak apa-apa untuk menjadi berbeda dari orang lain.
Diskriminasi dilakukan oleh satu golongan dengan populasi yang lebih
besar dari golongan lain yang populasinya jauh lebih sedikit atau disebut dengan minoritas.
Perilaku, sikap, dan tindakan menyudutkan ini sendiri dipicu
oleh perbedaan besar di antara dua golongan tersebut. Entah perbedaan suku, budaya,
warna kulit, status sosial hingga agama. Diskriminasi yang dibiarkan begitu
saja bisa menyebabkan terjadinya suatu konflik.
Mereka merasa bahwa derajatnya jauh lebih tinggi ketimbang
orang-orang yang berbeda dengannya. Akibat pola pikir ini, ketika ada orang
asing dengan warna kulit yang berbeda berkunjung, mereka akan diperlakukan
dengan cara yang berbeda dari orang lokal.
Perilaku diskriminasi ini sendiri bisa terjadi di mana-mana di fasilitas umum, seperti pasar swalayan, restoran, bus, alat
transportasi, dan sebagainya. Tempat fasilitas umum, biasanya
selalu dipenuhi oleh banyak orang.
Meski orang Indonesia cukup menghargai perbedaan, beberapa
jenis diskriminasi nyatanya juga masih sering terjadi.
No comments:
Post a Comment