Thursday, April 18, 2024

                                                NASEHAT DIRI

Terkadang mengingat pesan Almarhum kedua orang tua yang menginginkan anak-anaknya untuk saling menjaga, membimbing, menasehati, saling mengunjungi ketika sudah berumah tangga, saat itu pula menetes air mata bercucuran. Namun apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan dan impian, merasa berdosa dan bersalah karena tidak mampu membimbing saudaraku seperti yang diharapkan kedua orang tua.

Niat baik untuk  saling mengunjungi justru dijadikan sesuatu bahan pembicaraan yang negatif. Haruskah yang paling tua yang mengunjungi terlebih dahulu ? Iya sih, apa salahnya lebih dahulu dan pahala justru lebih banyak. Di sisi lain mengajarkan dia agar paham tata krama yang lebih utama yang dihormati harusnya yang lebih tua tapi apalah daya gengsinya lebih tinggi dari pada pahala yang dijanjikan Allah swt.

Itulah manusia, merasa paling hebat dan merasa sudah memiliki semuanya, lupa akan awal proses hidupnya seperti apa. Kini hanya bisa mencari kekurangan dan kesalahan orang lain tanpa sadar bahwa caranya hanya untuk menutupi kekurangan diri sendiri.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw dari Ibnu Abbas : "Bukan dari kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih kecil, orang yang tidak memerintah pada kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar".(HR.Ahmad,Tirmidzi, Ibnu Hibban).

Allah swt lebih memahami isi hati hambanya yang benar dan yang salah, Allah tempat menyembah dan memohon doa yang terbaik, semoga hubunganku dengan saudara-saudaraku tetap terjalin dengan baik, dijaga dan dipelihara dari hal-hal yang buruk.

Doaku untuk kedua orang tuaku; semoga diampuni segala salah dan dosanya diterima segala amal ibadahnya dan ditempatkan di SurgaNya, Aamiin....Al Fatihah....

Islam mengajarkan akhlak mulia, menyayangi yang lebih tua dan menghormati antar sesama muslim. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menyayangi orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Fastabiqul Khairat



 

Saturday, February 17, 2024

 


    


INDAHNYA KEBERAGAMAN

Allah swt. menciptakan manusia dengan berbagai bentuk watak, tabiat, logat, suku, ras, budaya dan adat istiadat masing-masing. Saling menghormati, menghargai dan menjaga sehingga terwujud kerukunan, toleransi dalam menjalankan kepercayaan yang dianut, dengan harapan tercipta negara Indonesia yang cinta damai 

  بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْر 

Negara Indonesia adalah negara yang berazaskan Pancasila, segala sikap dan perilaku dijelaskan dalam sila Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Masyarakat yang memahami arti dari sila itu tentu akan menjaga diri menciptakan suasana yang aman damai dilingkunaganya sesuai tuntunan agamanya masing-masing, tidak ada diskriminasi, perselisihan, permusuhan apalagi saling menghujat dan menganggap dirinya yang paling hebat. Orang yang menjalankan  keyakinan dengan khusyu dan tawadhu' tidak akan terpengaruh oleh apapun dan siapapun, bahwa umat yang taat dan sholeh akan mendapatkan petunjuk dan arahan yang lurus untuk menjalani kehidupan yang fana ini. Tidak ada yang kita sombongkan dan banggakan, semua yang kita miliki tidak ada secuilpun yang akan dibawa menghadap Tuhan.

Di Indonesiapun beragam agama dianut, Islam, Kristen Katholik, Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu. Antar agama saling menghargai, menjaga kerukunan serta toleransi dalam beragama. Kita semua sama sebagai mahluk Tuhan, diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah lagi. Proses dalam mencari nafkahpun sudah diatur di lauhil mahfudz, tidak perlu kita ngoyo mengejar yang belum tentu menjadi milik kita. Jalani sesuai kemampuan kita, jangan dipaksakan harus dimiliki, tentunya usaha dan berdoa tetap kita hajatkan yang terbaik untuk diri dan keluarga kepada yang Maha Kuasa. 

Kita diciptakan oleh Allah SWT menjadi khalifah, untuk saling menjaga dan memelihara alam ini dengan sebaik-baiknya, menciptakan suasana kehidupan yang sejuk,indah, nyaman, damai sejahtera saling menjaga, membantu jika ada yang kena musibah atau sedang sakit. Dunia ini diciptakan tempat senda gurau, permainan, maka ciptakanlah gurauan dan permainan itu yang menyenangkan dan bahagia, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al An'am : 32 berikut !

  وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?”.

HR. Ibnu Asakir dari Anas :

     فَاِنَّ الدُّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى الْاَخِرَةِ ....

" Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat". Dunia merupakan sarana atau jembatan menuju akhirat, berbekallah dengan takwa dan iman yang kuat.

Semoga kelak orang -orang yang beriman dan bertakwa akan saling berpegangan tangan menuju Surga Allah Subhaana huwwata'aala. Aamiin Ya Rabbal 'aaalamiin.





                                 Fakhriyah, PERJUANGAN MENGGAPAI KESUKSESAN

Aku lahir di Bima 10 Juni 1970, namun saat ini aku tinggal di Bekasi, Jawa Barat dan menjadi guru di salah satu MTs N di Jakarta.

Aku memiliki hobi olah raga, beberapa bidang olah raga aku bisa melakukannya seperti  basket, tenis meja, voli, renang  dan lain-lainnya.

Selain itu aku juga mantan qori', kebetulan Ayahku seorang qori'. Sejak kecil aku selalu mendengarkan qori'-qori'ah Nasinal yang selalu datang ke rumahku untuk melatih dan belajar tilawah dengan Ayahku untuk memperbaiki nada suara yang indah, dari aku belum kenal huruf hingga bisa membaca Al Qur'an dengan fasih, berkat selalu mendengarkan lantunan Al Qur'an.  Sejak SD kelas 3 sudah mengikuti MTQ baik dari tingkat Desa, Kecamatan maupun tingkat Kabupaten, bahkan kelas 5 SD sudah mengikuti tingkat Propinsi NTB walaupun belum meraih juara.

Saat Tsanawiyah diasah  dan terus dilatih oleh orang tua  dengan harapan meraih prestasi yang lebih bagus lagi. Pada saat Tsanawiyah kelas 2 aku mengikuti tingkat Propinsi NTB yang diadakan di Bima, walaupun hanya juara harapan, aku bangga berada di posisi itu. Aku ikut ditingkat Remaja.

 Namanya juga masih anak-anak, bermain sama teman setelah pulang sekolah itu pasti, hobinya  bermain ke sungai yang deras alirannya sampai sore, apalagi sungainya abis kena banjir, semakin senang bermain disana, karena keseringan main di sungai yang airnya deras, akhirnya aku bisa berenang.  Bermain sambil ngerujak dibawa pohon rindang, sesekali naik pohon loncat ke sungai, alangkah indahnya saat itu berkumpul dan bermain sama teman sampai sore, pulang -pulang di omelin ibu he he he.

Saat sekolah PGA pun tetap mengikuti MTQ bahkan  perguruan tinggi   antar remaja mesjid. Setelah selesai kuliah tahun 1994, dipertengahan tahun 1995-1996 menjadi guru honorer pada MAN 1 Dompu, tepatnya di Kandai II dan mencoba ikut tes PNS namun belum berhasil.  Pada tahun 1996  mencoba mengikuti lagi dan Alhamdulillah lulus.

Masya Allah, pengorbanan untuk kelengkapan administrasi sebagai calon pegawai negeri sipil sangat luar biasa, jauhnya perjalanan dari daerahku ke propinsi memerlukan waktu1 hari, perjalanan  malam dengan bus, tiba besok pagi di Kanwil Departemen Agama Prop. NTB, untuk melengkapi syarat-syarat menjadi CPNS, dan jika belum lengkap harus di antar kerumah bagian kepegawaian, malam hari lewatin sawah, lorong, gang kecil butuh tenaga yang prima,   diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan, bolak balik dari  daerahku ke propinsi  aku tidak merasakan kelelahan, saat itu bertepatan bulan ramadhan. Aku tidak merasakan haus lapar sedikitpun, kunikmati perjalanan jauhku, semoga Allah ridho. Setelah selesai semua, masih ada yang terakhir yang wajib diselesaikan yaitu mengantarkan surat khusus yang dinamakan sampul D.

Dari propinsi aku harus kembali ke daerah nenekku yaitu ujung Timur pulau Sumbawa, tepatnya di kecamatan Sape Kabupaten Bima, tempat kelahiran ke dua orang tuaku. Besok malam aku harus kembali lagi ke propinsi untuk menyampaikan surat rahasia tersebut.

Beberapa bulan kemudian tepatnya bulan Desember 1997 datang surat panggilan untuk mengikuti  Prajabatan selama 1 bulan penuh, kegiatan ini dilaksaanakan di wisma Paradiso Lombok Barat.               Sebagai instruktur kegiatan dibimbing langsung oleh ABRI , kami dilatih kedisiplinan, tanggung jawab, tenggang rasa, baris berbaris, belajar sabar, kuat fisik dan mental sebagai bekal kedepannya. 

Mulai Pelatihan di akhir 1997 sampai awal 1998, kami dibekali ilmu dari pagi sampai malam, dan tiada hari tanpa olah raga, baik di siang  maupun malam hari, Jam 1 malam dan waktu lain yang tidak ditentukan dibunyikan sirine pertanda kami harus segera bangun dengan pakaian yang sudah rapi. jika tidak kamipun  di suruh push up, dibentak, dimarahi bahkan harus naik pohon membunyikan suara ayam berkokok, semua kena denda. Pernah dihukum semua gara-gara aku tidak sengaja membeli minum, rasa hausku tidak terbendung karena baru pulang dari olah raga siang lantas saya beli minuman dan sudah diijinkan boleh beli minum. Tak lama kemudian belum sempat dua teguk aku minum tiba-tiba bunyi pluit berkali-kali, semua bertanya ada apa, siapa yang bersalah, lalu disuruh berbaris kembali dengan pakaian lengkap. Sambil marah-marah, ABRIpun berkata : kalian tau apa kesalahan kalian ? siapa yang menyuruh kalian beli minum, dengan wajah memerah, belum apa -apa sudah berani melawan, tidak disiplin, sudah melanggar aturan. Kamipun terdiam berdiri tegap sambil berbaris rapi. Tanpa menyebut nama, langsung mengatakan bahwa tadi ada teman kalian yang beli minum, makanya sekarang juga silahkan lari lagi keluar sana sesuai yang kita lakukan tadi. Teman-teman sambil bergumam, baru saja istirahat, malah olah raga lagi. Jam 1 siangpun kami harus  lari beberapa kilo dan  menyusuri kali, got, membajak sawah dengan cara berguling-guling. Waktu belajarnya pagi  dan malam hari. ketika pelatihan diluar Wisma dan makan siangpun ditempat itu, makan diawasi, dihitung menit dan detiknya sampai ada yang muntah karena keselek, begitu juga saat belajar dirungan, kadang dipanggil kedepan, melatih berbicara   melatih mental,dan saat instruktur memberi soal, jawabannya tidak sesuai, saat itulah mereka sengaja omel-omelin, dia soraki, teman-temanpun ikut menyoraki, menertawai, memarahi.

Tak disangka ternyata Bapak ABRI sedang menguji mental kami dan mendidik menjadi pegawai yang kuat. Itulah yang kami lakukan selama sebulan penuh, berjalan dengan penuh perjuangan mental dan fisik, semoga Bapak ABRI yang mendidik kami kala itu  sukses dan sehat selalu sampai saat ini.

Saat pertama masuk pendidikan badan yang laki-laki masih pada lemas belum berotot, begitu selesai pendidikan badannya seperti bapak ABRI. Akhirnya Pelatihanpun berakhir dimalam penutupan, saling bermaafan, bergembira ria, bernyanyi dan berpelukan dengan Bapak ABRI. Terima kasih Pak ABRI, sudah mendidik kami menjad pegawai yang kuat, taat aturan, disiplin dan penuh rasa tanggung jawab, semoga kalian sehat selalu dan Allah ridhoi,Aamiin.... 

    




Saturday, December 2, 2023

 

HIKMAH SEBELUM KEMBALI DISISI ALLAH SWT.

Setiap yang bernyawa pasti akan mati, siapapun itu, baik orang kaya, miskin, yang punya jabatan, orang biasa, laki, perempuan tua muda, besar kecil, bahkan semua mahluk hidup ciptaanNya tanpa terkecuali pasti akan kembali keharibaanNya. Kapan waktunya kita tidak tahu, hanya Allah yang tahu dan yang menentukan. Tidak ada yang dibawa dalam kematian kecuali amal baik dan kain kafan, tidak ada yang ikut dikubur, baik keluarga maupun saudara, kecuali kain kafan, papan kayu dan batu nisan.

Seperti dijelaskan oleh Allah dalam QS. Ali Imran : 571 yang berbunyi....

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْْتِ " Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati....". Oleh karena itu, bekalilah hidupmu dengan banyak mengingat Allah, selalu berbuat baik, beramal, jalani semua perintahnya, jauhi segala laranganNya. Dalam menjalani kehidupan didunia bukan berarti hanya beribadah sholat saja, namun berbuat baik kepada siapapun, merupakan bagian dari amalan yang mendatangkan pahala untuk kita.

Jangan sombong dan angkuh dalam hidupmu, semua sudah Allah atur tidak ada manusia yang bisa mengganti ataupun menukarnya. Ilmu manusia seperti mencelupkan jari di air laut hanya sebatas itu ilmumu dibandingkan ilmunya Allah, seluas langit dan bumi, samudra, dan setinggi tujuh lapis langit, maka dari itu, jangan congkak, angkuh dan tidak mau peduli dengan orang lain, sebaliknya punya ilmu hendaklah barengi dengan adab dan etika, sehingga ilmumu bermanfaat  serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat yang hakiki.

Semoga kita mampu menjaga diri dan husnul khotimah



Thursday, November 30, 2023

  INDAHNYA RUKUN

 Terciptanya sebuah hubungan harmonis, antar agama, masyarakat, keluarga,  lingkungan sekolah,  adalah harapan kita semua yang menginginkan kehidupan yang nyaman, agama manapun ketika sedang melakukan ibadahnya, agama lain tidak boleh ikut campur dan tidak mengganggunya, demi kenyamanan dan ketertiban.

Saling menjaga dan toleransi akan menciptakan suasana kehidupan yang harmonis. Agama resmi yang ada di Indonesia ada 6 :

1. Islam

2. Kristen

3. Katolik

4. Hindu

5. Budha

6. Konghucu

Saling menjalankan kepercayaan masing-masing tanpa mengganggu kegiatan agama lain, akan menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai. Kegiatan sosial tercipta berjalan lancar karena adanya kerja sama dan gotong royong yang akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang tinggi.

Ibarat contoh sebuah pohon yang kuat dan kokoh, tidak akan berdiri tegak tanpa adanya akar yang kuat.  Pohon yang kokoh diibaratkan seperti MODERASI BERAGAMA, sedangkan akarnya ibarat PANCASILA, daun-daunnya yang menghasilkan Kehidupan yang harmonis, baik Pemerintah, masyarakat maupun keluarga.

 
 


 


 


 DISKRIMINASI

Penyebab diskriminasi adalah prasangka berdasarkan identitas, dan kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, kebencian bahkan dehumanisasi pada orang lain karena memiliki identitas yang berbeda.

Setiap suku memiliki budaya yang berbeda, bahasa, dialek, hingga kebiasaan hidup yang berbeda satu sama lain. Semua perbedaan itu biasanya terjadi karena letak geografis dan juga budaya dari daerah tersebut.

Terlahir dan menjalani hidup di Indonesia yang terdiri dari begitu banyak suku, budaya, bahasa, dan penampilan, membuat kita sebagai masyarakat Indonesia saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Dengan begitu, persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terjaga dan rukun.

Selain itu, membuat kita sadar bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda bukan untuk saling bermusuhan, melainkan untuk belajar mengenai keesaan Tuhan. Dengan begitu, kita jadi belajar bagaimana caranya menghargai perbedaan itu sendiri, untuk belajar mengerti bahwa tidak apa-apa untuk menjadi berbeda dari orang lain.

Diskriminasi dilakukan oleh satu golongan dengan populasi yang lebih besar dari golongan lain yang populasinya jauh lebih sedikit atau disebut dengan minoritas.

Perilaku, sikap, dan tindakan menyudutkan ini sendiri dipicu oleh perbedaan besar di antara dua golongan tersebut. Entah perbedaan suku, budaya, warna kulit, status sosial hingga agama. Diskriminasi yang dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan terjadinya suatu konflik.

Mereka merasa bahwa derajatnya jauh lebih tinggi ketimbang orang-orang yang berbeda dengannya. Akibat pola pikir ini, ketika ada orang asing dengan warna kulit yang berbeda berkunjung, mereka akan diperlakukan dengan cara yang berbeda dari orang lokal.

Perilaku diskriminasi ini sendiri bisa terjadi di mana-mana  di fasilitas umum, seperti pasar swalayan, restoran, bus, alat transportasi, dan sebagainya. Tempat fasilitas umum, biasanya selalu dipenuhi oleh banyak orang.

Meski orang Indonesia cukup menghargai perbedaan, beberapa jenis diskriminasi nyatanya juga masih sering terjadi.





Wednesday, November 29, 2023

PERAN GURU

Guru bukan sekedar mengajar, namun juga mendidik etika dan membentuk akhlak anak menjadi lebih baik. Guru merupakan penyambung didikan dari orang tua utama di rumah, yang sangat mengharapkan di masa depannya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, baik dibidang  umum, keterampilan, estetika maupun agama.  

Kebanggaan dari orang tua adalah ketika anaknya berhasil meraih apa yang diinginkan dan dicita-citakan tercapai serta mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang patut dicontohi bagi keluarga dan lingkungannya.  

Seorang guru juga jangan hanya ingin menjadi orang yang didengarkan kata katanya oleh siswa, tetapi juga harus bersedia mendengarkan kesulitan yang dihadapi siswanya. Guru adalah diguguh dan ditiru atau didengarkan dan diikuti apa yang disampaikan gurunya. Orang tua dan guru harus tetap menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik agar memahami kesulitan apa yang sedang dialami siswa. Dengan demikian kedua belah pihak menemukan jalan keluar terhadap siswa yang bermasalah